Mengenal Sistem Perakaran Kelapa Sawit
5 Keuntungan Bisnis Kelapa Sawit yang Harus Anda Tahu
1. Laba Sampai Tiga Kali Lipat
Sejarah Perkembangan Kelapa Sawit di Indonesia
Ciri-ciri Bibit Sawit Marihat dan Keunggulannya
- Daun kelapa sawit yang masih muda mempunyai warna hijau cerah yang tegas dan tidak kusam
- Batang daun kelapa sawit tersebut juga berukuran cukup panjang dan agak mengembang
- Begitu pula dengan ukuran postur bonggol tanaman yang dimiliki oleh bibit sawit Marihat ini pun lebih besar
- Bibit sawit Marihat selalu dilengkapi dengan media tanam dan polybag yang masih utuh/tidak rusak
- Produk bibit kelapa sawit pasti disertai dengan label dan atau sertifikat dari pihak yang mengelolanya
- Jika Anda tertarik membeli bibit sawit Marihat Klon ini.
- Tingkat pertumbuhan bibit di lapangan tampak seragam sehingga mempermudah para petani dalam melakukan pemeliharaan tanaman
- Daya produktivitasnya lebih tinggi sekitar 20-30% dibandingkan dengan bibit sawit dari kecambah
- Mempunyai ketahanan yang sangat baik terhadap serangan hama dan penyakit
- Kemampuan berbuahnya lebih cepat daripada bibit yang ditumbuhkan dari kecambah
- Perawatannya relatif lebih mudah ketimbang tanaman kelapa sawit pada umumnya
Ciri-ciri Pupuk Organik yang Bermutu Tinggi
- Baunya Tidak Menyengat
- Warnanya Kehitam-hitaman
- Teksturnya Remah
- Suhunya Terasa Dingin
- Uji Coba dalam Plastik
- Uji Coba untuk Persemaian
10 Fungsi Pupuk Phonska untuk Kelapa Sawit
Unsur | Kadar |
Nitrogen (N) | 15% |
Phosphor (P) | 15% |
Kalium (K) | 15% |
Sulfur (S) | 10% |
Air Maksimal | 2% |
- Meningkatkan daya pertumbuhan tanaman, baik secara generatif maupun vegetatif.
- Menambah jumlah kandungan protein yang dapat diserap oleh sistem perakaran tanaman.
- Memperkuat struktur pada batang tanaman sehingga tidak gampang mengalami roboh.
- Mendukung pertumbuhan buah, biji, dan umbi tanaman sehingga ukurannya semakin besar.
- Membantu kelancaran proses terbentuknya gula dan pati yang diproduksi oleh tumbuhan.
- Merangsang pertumbuhan bagian bunga dan buah tanaman.
- Memacu pertumbuhan sistem perakaran tanaman.
- Memperkuat daya tahan tumbuhan terhadap serangan hama dan penyakit.
- Meningkatkan ketahanan tanaman pada kondisi media tanam yang kering.
- Menghijaukan warna tanaman sehingga kandungan gizinya meningkat dan tampilannya lebih menarik.
Kelebihan dan Kekurangan Minyak Kelapa Sawit
- Tahan Oksidasi dengan Tekanan yang Tinggi
- Mempunyai Daya Lapis yang Tinggi
- Mampu Melarutkan Bahan Kimia yang Sulit Larut
- Tidak Menimbulkan Iritasi
- Harganya Murah
- Rendah Kolesterol
- Memiliki Kandungan Karoten yang Tinggi
- Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular
- Dapat Berubah Menjadi Racun
Dampak Positif dan Negatif Perkebunan Kelapa Sawit
Aktivitas perkebunan kelapa sawit seringkali menimbulkan dampak tertentu bagi kelestarian lingkungan di sekitarnya. Dampak tersebut ada yang bersifat positif, namun tidak sedikit pula yang tergolong negatif. Salah satu ancaman yang paling besar ialah eksistensi hutan di Indonesia yang berpotensi mengalami kerusakan.
Di bawah ini dampak-dampak negatif dari perkebunan kelapa sawit :
- Pada umumnya, budidaya kelapa sawit dilakukan dengan sistem monokultur. Hal ini dapat memicu hilangnya keragaman hayati dan kerentanan alam seperti kualitas lahan menurun, terjadinya erosi, serta merebaknya hama dan penyakit tanaman.
- Kebanyakan kegiatan pembukaan lahan kelapa sawit dilakukan dengan metode tebang habis (land clearing) agar menghemat biaya dan waktu. Akibatnya makhluk hidup yang tinggal di dalamnya pun menjadi terganggu.
- Kelapa sawit membutuhkan air dalam jumlah sangat banyak mencapai 12 liter/pohon. Proses pertumbuhan tanaman ini juga acapkali dirangsang memakai pestisida, zat fertilizer, dan bahan kimia lainnya.
- Kebun sawit pun dapat mengakibatkan kemunculan hama baru. Penyebab utamanya tidak lain karena penerapan sistem lahan monokulturasi.
- Aktivitas pembukaan kebun yang dikerjakan dengan membakar hutan menimbulkan polusi udara yang parah. Bahkan asap pencemaran ini bisa terbawa angin sampai ke negeri tetangga.
- Timbulnya konflik baik yang bersifat horisontal maupun vertikal. Misalnya konflik antar-pekerja daerah dengan para pendatang atau konflik antara pemilik kebun dengan pemerintah setempat.
- Di beberapa kasus sebelumnya, perkebunan sawit sering menjadi penyebab utama timbulnya bencana alam seperti tanah longsor dan banjir bandang. Hal ini dikarenakan struktur tanah mengalami perubahan sehingga kondisinya menjadi labil.
Namun tidak fair bila kita melihat suatu pokok permasalahan hanya dari segi buruknya saja. Oleh karena itu, berikut ini dampak-dampak positif dari perkebunan kelapa sawit :
- Meningkatnya pembangunan di daerah. Paling mencolok adalah dibangunnya akses jalan dari perkebunan ke pusat kota yang juga bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar.
- Pendapatan per kapita daerah semakin naik. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya kebutuhan tenaga yang diperlukan oleh suatu perkebunan kelapa sawit.
- Untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan para pekerja, seringkali pihak perkebunan juga mendirikan pusat layanan kesehatan dan pendidikan terpadu. Walaupun kualitasnya masih di bawah standar, setidaknya fasilitas tersebut cukup berguna bagi warga sekitar.
5 Jenis Gulma yang Mengganggu Kelapa Sawit
Segala macam tanaman yang tumbuh di tempat yang tidak diharapkan dan bisa mengganggu pertumbuhan hidup tanaman utama disebut gulma. Gulma umumnya dapat menjadi pesaing yang ganas bagi tanaman budidaya seperti kelapa sawit untuk memperoleh nutrisi, air, cahaya matahari, dan ruang tumbuh. Bahkan tak jarang beberapa gulma juga mampu mengeluarkan zat racun yang berbahaya bagi pertumbuhan tanaman-tanaman di sekitarnya.
Terdapat beberapa tanaman yang dikenal sebagai gulma pada kelapa sawit, antara lain :
1. Alang-alang
Alang-alang (Imperata cylindrica) adalah rumput yang memiliki daun yang cukup tajam. Perkembangbiakan alang-alang berlangsung sangat cepat, baik melalui benih yang terbawa angin maupun rimpang yang menembus tanah. Tanaman ini senang hidup di tanah yang subur, gembur, dan lembab. Alang-alang dapat mudah dijumpai di tanah kosong, ladang, sawah, lapangan, dan jalan.
2. Putri Malu
Putri malu (Mimosa pudica) adalah perdu yang memiliki postur tubuh pendek. Putri malu termasuk keluarga polong-polongan. Kekhasan yang dimiliki oleh tanaman ini yaitu daunnya akan menutup cepat bila terkena sentuhan. Namun beberapa menit kemudian daun tersebut bakal membuka kembali seperti semula.
3. Teki Ladang
Teki ladang (Cyperus rotundus) adalah tanaman gulma yang tergolong famili Cyperaceae. Teki merupakan gulma yang paling sulit dikendalikan. Hal ini karena tumbuhan ini mampu membentuk umbi dan geragih yang disimpan di kedalaman satu meter. Bahkan teki dapat hidup dengan baik di lingkungan yang tandus sampai basah.
4. Bandotan
Bandotan/wedusan (Ageratum conyzoides) ialah tanaman gulma yang termasuk anggota dari keluarga Asteraceae. Disebut bandotan/wedusan karena tanaman ini mampu mengeluarkan bau yang apek menyerupai kambing. Bandotan merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah, tetapi sudah cukup lama menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia.
5. Tembelekan
Tembelekan (Lantana camara) adalah tanaman berbunga yang berasal dari Benua Amerika khususnya daerah tropis. Tembelekan tergolong famili Verbenaceae. Tinggi pohonnya berkisar antara 0,5-4 meter. Tembelekan dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki ketinggian 1.700 mdpl.
Asal Muasal Tanaman Kelapa Sawit di Indonesia
Tanaman kelapa sawit pertamakali masuk ke Indonesia pada tahun 1848 yang dibawa oleh Pemerintah Hindia Belanda. Tanaman-tanaman tersebut lantas dipelihara di Kebun Raya Bogor untuk diteliti lebih lanjut. Kemudian pada tahun 1870-an, kelapa sawit ini ditanam di Deli, Sumatera Utara sebagai tanaman hias di pinggir jalan.
Meningkatnya permintaan dunia akan minyak nabati pada awal abad ke-19 menjadikan kelapa sawit sebagai tanaman industri. Banyak perkebunan kelapa sawit yang dibuka, di mana bibitnya didatangkan langsung dari Bogor dan Deli. Inilah awal mula ditemukannya kelapa sawit jenis deli dura.
Perkebunan kelapa sawit mengalami kemajuan pesat di tahun 1911. Bebera tokoh penting yang mempengaruhi perintisan sawit di Indonesia yaitu Adrien Hallet dan K. Schadt.
Perkebunan kelapa sawit pertama di Indonesia terletak di Pantai Timur Sumatra seluas 5.130 hektar dan Rantau Panjang, Malaya. Sedangkan di Malaysia, perkebunan kelapa sawit yang pertamakali dibuka pada tahun 1917 di Ladang Tenmaran, Kuala Selangor memakai bibit dura deli dari Rantau Panjang.
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus dikembangkan oleh pemerintah Hindia Belanda sampai menjadikannya sebagai pemasok utama minyak sawit di dunia. Namun setelah masa kependudukan beralih ke Jepang, produksi minyak sawit tersebut merosot tajam hingga menyisakan seperlimanya saja.
Setelah Indonesia merdeka, produktivitas minyak sawit masih belum stabil. Oleh sebab itu, dilakukan upaya buruh militer meskipun hal ini juga tidak terlalu banyak membantu. Bahkan saking rendahnya produksi minyak di negeri ini, posisi Indonesia sebagai penghasil kelapa sawit sempat diambil alih oleh Malaysia.
Untungnya keterpurukan industri kelapa sawit di negeri ini bisa bangkit kembali di era orde baru. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah pada masa tersebut adalah memperluas area perkebunan sawit. Tanaman kelapa sawit mulai dibudidayakan di luar Pulau Sumatra, seperti Kalimantan dan Sulawesi. Meningkatnya harga minyak dunia juga turut menggairahkan kembali industri minyak sawit di Nusantara.
Salah satu peninggalan sejarah dari asal mula kelapa sawit masuk ke Indonesia masih ada sampai sekarang di Kebun Raya Bogor. Tanaman kelapa sawit yang didatangkan dari Afrika ini masih tumbuh subur dan memiliki ketinggian mencapai 12 meter. Uniknya, kelapa sawit ini merupakan tanaman sawit tertua di Asia Tenggara.
Ini Dia Ciri-ciri Fisiologi Kelapa Sawit
Seperti apakah ciri-ciri fisiologi yang dimiliki oleh kelapa sawit? Pohon elaeis atau kelapa sawit mampu tumbuh hingga ketinggiannya mencapai 24 meter. Sistem perakaran pada tumbuhan ini berupa akar serabut yang mengarah ke bawah dan ke samping. Pada tanaman muda terdapat bekas pelepah yang menyelimuti batang dan akan mengering terlepas sendiri setelah usianya sekitar 12 tahun.
Pohon kelapa sawit terbentuk atas bagian-bagian yang meliputi akar, batang, daun, bunga, dan buah. Di bawah ini penjelasan dari masing-masing bagian tanaman tersebut.
Akar
Kelapa sawit mempunyai sistem perakaran berupa akar serabut. Pertumbuhan akar tersebut ada yang mengarah ke bawah dan ke samping. Selain akar utama, kelapa sawit juga memiliki akar napas yang tumbuh secara menyamping ke atas untuk mengambil oksigen dari udara.
Batang
Batang kelapa sawit tampak seperti batang tanaman di keluarga Arecaceae lainnya. Ketika muda, batang tanaman tersebut diselimuti oleh bekas pelepah daun. Pelepah yang mengering lantas akan terlepas sendiri. Batang sawit yang berumur lebih dari 12 tahun terlihat menyerupai batang pohon kelapa.
Daun
Daun kelapa sawit tersusun secara majemuk dan menyirip. Warna daunnya hijau tua dengan pelepah berwarna hijau muda. Sekilas daun kelapa sawit tampak persis layaknya daun salak, tetapi durinya tidak begitu tajam.
Bunga
Bunga kelapa sawit bertipe monoecious diclin yakni bunga jantan dan betinanya terpisah, namun masih berada di dalam satu pohon. Hal ini menyebabkan masing-masing bunga tersebut matang pada rentang waktu yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, sangat jarang terjadi penyerbukan bunga kelapa sawit secara mandiri. Karakteristik bunga jantan berbentuk lancip dan panjang, sedangkan bunga betina akan terlihat lebih besar terutama saat mekar.
Buah
Buah kelapa sawit memiliki kulit berkelir merah, ungu, atau hitam tergantung dari jenisnya. Buah ini muncul secara bergerombol dalam tandan dari ketiak pelepah daun. Buah kelapa sawit tersusun atas 4 lapisan yaitu kulit (eksoskarp), serabut (mesoskarp), cangkang (endoskarp), dan inti (endosperm).
Inilah Daftar Harga TBS Kelapa Sawit 2015
Di sepanjang tahun 2015, harga TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit begitu fluktuatif. Kenaikan harga terjadi di awal tahun khususnya pada bulan Januari, Februari, Maret, dan April. Sayangnya, harga tersebut mengalami penurunan yang sangat drastis mendekati akhir tahun ini.
Kelapa sawit adalah salah satu komoditas andalan di Indonesia. Tercatat perputaran ekonomi di sektor ini sangatlah besar, bahkan Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbersar di dunia. Kebun kelapa sawit terhampar luas mulai dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Bagian kelapa sawit yang diperdagangkan meliputi TBS (Tandan Buah Segar), CPO (Crude Palm Oil), dan inti murni. Harga CPO saat ini turun sebesar Rp 194, dari Rp 5.816 menjadi Rp 5.622. Begitu pula dengan harga inti sawit murni yang juga mengalami penurunan senilai Rp 147, dari Rp 4.006 menjadi Rp 3.859 menggunakan indeks K dengan prosentase 85,77%.
Tabel Harga TBS Terbaru
Usia | Harga/kg |
3 tahun | Rp 896 |
4 tahun | Rp 1.025 |
5 tahun | Rp 1.072 |
6 tahun | Rp 1.117 |
7 tahun | Rp 1.145 |
8 tahun | Rp 1.169 |
9 tahun | Rp 1.193 |
10-20 tahun | Rp 1.129 |
20-24 tahun | Rp 1.192 |
Daftar harga kelapa sawit di atas sewaktu-waktu bisa mengalami perubahan.
Ini Dia Morfologi Bunga Kelapa Sawit
Morfologi bunga kelapa sawit adalah bagian-bagian yang dimiliki oleh bunga pada tanaman kelapa sawit. Karena termasuk tumbuhan berumah satu (monoceous), setiap pohon kelapa sawit memiliki bunga jantan dan bunga betina sekaligus. Tetapi keberadaan masing-masing bunga tersebut terletak di tandan yang berbeda. Kendati demikian, beberapa kejadian tertentu dapat memicu tumbuhnya bunga jantan dan bunga betina di tandan yang sama atau disebut hermafrodit campuran.
Bunga sawit tumbuh dari bagian ketiak daun kelapa sawit, di mana setiap ketiak mampu menghasilkan satu bunga majemuk (infloresen). Tidak jarang infloresen ini gugur selama masa awal perkembangannya sehingga timbul kemungkinan sejumlah ketiak daun tidak menghasilkan bunga majemuk.
Setiap infloresen membutuhkan waktu antara 2,5-3 tahun untuk berkembang dari proses inisiasi awal hingga membentuk infloresen yang lengkap. Biasanya kemunculan infloresen berdekatan dengan masa penyerbukan (antesis). Antesis pada tanaman sawit muda umumnya terjadi di ketiak daun ke-20, sedangkan pada tanaman sawit tua terjadi di ketiak daun ke-15. Tahap berikutnya bunga akan berkembang menjadi buah kelapa sawit.
Mengenal Bunga Kelapa Sawit
Bunga kelapa sawit termasuk ke dalam bunga majemuk. Susunan bunga ini terdiri atas kumpulan spikelet yang berada di dalam infloren dan membentuk spiral.
Baik bunga jantan maupun bunga betina sama-sama memiliki induk tangkai bunga yang disebut peduncle atau rachis. Peduncle/rachis ini merupakan struktur utama yang mendukung spikelet. Kemudian dari pangkal peduncle/rachis ini tumbuh sepasang daun pelindung (spathes) yang menyelimuti infloresen hingga menjelang masa antesis. Structure triangular bract juga akan tumbuh dari rachis yang nantinya akan berkembang menjadi tangkai bunga (spikelets).
Jenis kelamin infloresen biasanya ditentukan dari morfologi spikelet. Meskipun begitu infloresen jantan memiliki beberapa bunga betina di dasar spikelet-nya. Hal yang sama juga terjadi pada infloresen betina yang bisa menghasilkan beberapa bunga jantan.
Jika diperhatikan pada irisan bunga yang belum mekar (immature), antara infloresen jantan dengan infloresen betina berasal dari struktur bunga kelapa sawit yang sama. Organ jantan berupa inisiasi primordia stamen dan organ betina yaitu karpen pun terbentuk di waktu yang bersamaan. Karena pertumbuhan salah satu organ kelamin berhenti saat 3 bulan sebelum antesis, maka setiap bunga kelapa sawit hanya memiliki satu jenis kelamin.
Namun pada tanaman muda kerap terjadi infloresen andromorphous yaitu organ jantan (androecioum) dan organ betina (gynoecium) berkembang secara bersama-sama. Hal ini biasanya terjadi pada spikelet jantan. Selain itu terdapat pula infloresen hermafrodit lain yaitu infloresen campuran yang menghasilkan spikelet jantan di ujung dan spikelet betina di pangkal. Infloresen ini bisa terjadi pada saat akhir fase bunga jantan ke betina atau sebaliknya.
Morfologi tentang Daun, Batang, dan Akar Kelapa Sawit
Di dalam ilmu biologi, morfologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bentuk organisme yang mencakup bagian-bagiannya. Morfologi kelapa sawit, terutama daun, batang, dan akar penting dipelajari oleh para petani sawit. Diharapkan dengan mengetahuinya, petani bisa menentukan prosedur pemeliharaan yang tepat untuk tanaman-tanaman tersebut.
Daun Kelapa Sawit
Kelapa sawit memiliki daun majemuk yang tersusun menyirip dan membentuk pelepah. Satu pohon kelapa sawit budidaya umumnya mempunyai 40-50 pelepah dan kebanyakan kelapa sawit liar memiliki 60 pelepah. Setiap pelepah tersebut biasanya terdiri dari 250-400 helai daun.
Daun kelapa sawit muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat, lalu akan berubah menjadi hijau gelap setelah daun menua. Setiap bulan, tanaman sawit muda dapat menghasilkan 4-5 pelepah sedangkan tanaman sawit muda mampu membentuk 2-3 pelepah. Selain faktor usia, produksi daun kelapa sawit ini juga dipengaruhi oleh genetik, lingkungan, dan iklim.
Luas permukaan daun kelapa sawit dapat mempengaruhi tingkat produktifitasnya. Semakin luas permukaan tersebut, kian banyak pula buah-buah sawit yang sanggup dihasilkan tanaman. Hal ini terjadi karena daun yang luas memungkinkan proses fotosintesis berlangsung lebih maksimal. Namun jika ukuran daun terlalu luas justru mengakibatkan laju transpirasi tanaman tinggi.
Batang Kelapa Sawit
Sebagai tumbuhan berbiji monokotil, batang kelapa sawit tidak berkambium dan tidak bercabang kecuali pada tanaman abnormal. Batang kelapa sawit terbungkus oleh pelepah daun dan tumbuh secara tegak lurus ke atas. Biasanya ukuran batang bagian bawah lebih besar serta akan mengecil ke bagian atas.
Pertumbuhan tinggi batang kelapa sawit dapat mencapai 45 cm per tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan batang tersebut antara lain usia, genetik, lingkungan, dan iklim. Tanaman kelapa sawit budidaya rata-rata memiliki tinggi sekitar 15-18 meter. Sementara untuk tanaman kelapa sawit liar, tinggi batangnya bisa mencapai lebih dari 30 meter. Batang kelapa sawit muda tertutup oleh pelepah daun serta bakal terlihat setelah memasuki usia 3 tahun.
Akar Kelapa Sawit
Yang menarik, kecambah kelapa sawit mempunyai akar tunggang. Selanjutnya akar tersebut akan berganti menjadi akar serabut setelah tanaman berumur 2 minggu sejak penanaman pre-nursery. Ciri-ciri akar serabut yaitu mempunyai sedikit percabangan, berbentuk anyaman rapat dan tebal, serta sebagian akar tumbuh lurus ke bawah dan sebagian lagi menyamping.
Akar kelapa sawit mampu tumbuh ke bawah hingga sepanjang 8 meter di tanah yang subur dan gembur. Demikian juga dengan akar yang tumbuh menyamping bisa mencapai 16 meter jika tanah memiliki sistem irigasi dan aerasi yang baik. Hal-hal yang mampu mempengaruhi tingkat pertumbuhan akar kelapa sawit di antaranya usia, genetik, perawatan, dan kondisi tanah.
Mengetahui Morfologi Buah Kelapa Sawit yang Lengkap
- Kelapa sawit dura memiliki cangkang yang tebal sekitar 3-5 mm. Ukuran daging buahnya tipis dan tingkat rendemen minyaknya antara 15-17 persen.
- Kelapa sawit tenera mempunyai cangkang yang berukuran agak tipis berkisar 2-3 mm. Daging buah tenera cukup tebal dan tingkat rendemen minyaknya sekitar 21-23 persen.
- Kelapa sawit pisifera bercangkang sangat tipis serta daging buahnya tebal. Biji sawit ini cukup kecil dan tingkat rendemen minyaknya terbilang tinggi antara 23-35 persen.
Membuat Minyak Goreng Kelapa Sawit Secara Tradisional
Bagaimana caranya membuat minyak goreng kelapa sawit secara tradisional? Minyak goreng merupakan bahan makanan nabati yang banyak dipergunakan dalam pembuatan suatu masakan seperti menggoreng dan menumis. Kebanyakan produk minyak goreng yang dijual di pasaran terbuat dari kelapa sawit alias palm oil.
Minyak Goreng
Proses pembuatan minyak goreng oleh pabrik dilakukan menggunakan serangkaian metode yang modern dan canggih. Hal ini bertujuan guna mengefektifkan anggaran produksi, mengefisienkan waktu, dan mengontrol kualitas produksi yang dilakukan secara massal. Tapi tahukah anda, ternyata minyak goreng juga bisa dibuat dengan menggunakan cara tradisional? Bahkan metode ini telah dikenal oleh nenek moyang bangsa Indonesia sejak dahulu kala.
Di bawah ini adalah panduan pembuatan minyak goreng kelapa sawit secara tradisional ala KLPSWT!
Alat dan Bahan :
- Buah Kelapa Sawit
- Panci
- Tungku atau Kompor
- Alu dan Lesung
- Kain Katun
- Wajan
- Irus; irus adalah sendok besar yang cekung biasanya terbuat dari tempurung kelapa
- Botol
- Corong
Langkah-langkah :
- Kupas serabut kelapa sawit, lalu pecahkan cangkangnya. Ambil daging buah kelapa sawit tersebut dan kumpulkan di dalam panci.
- Rebus daging buah kelapa sawit di dalam air mendidih sampai teksturnya menjadi benar-benar lunak. Lama perebusan umumnya memakan waktu hingga lebih dari 1 jam atau disesuaikan dengan jumlah kelapa sawit yang direbus.
- Tuangkan daging buah kelapa sawit yang telah matang dan bertekstur lembut ini lalu dituangkan ke dalam lesung. Kemudian tumbuk menggunakan alu sampai teksturnya berubah menjadi seperti bubur.
- Bubur kelapa sawit ini lantas disaring memakai kain katun untuk memisahkan air sari dari ampasnya. Kerjakan langkah tersebut seperti saat Anda memeras santan kelapa dengan menambahkan air secukupnya sebanyak dua kali.
- Setelah proses pemerasan air sari kelapa sawit selesai, selanjutnya air tersebut direbus hingga mendidih. Jangan lupa aduk terus-menerus mengaduknya secara teratur agar santan kelapa sawit tidak pecah.
- Setelah menunggu beberapa waktu, dari santan yang sudah mendidih itu lambat laun akan tampak lapisan minyak goreng berwarna kuning keemasan yang terbentuk di atas santan. Ambil minyak goreng tersebut menggunakan irus sedikit demi sedikit.
- Minyak goreng yang sudah terkumpul banyak lantas dimasukkan ke dalam botol dengan bantuan corong. Agar lebih awet, botol itu sebaiknya perlu divakum terlebih dahulu sehingga kedap udara. Simpan botol berisi minyak goreng ini di tempat yang sejuk, tidak lembab, dan terhindari dari sinar matahari.
Proses Pembuatan Minyak Goreng Kelapa Sawit
Bagaimana langkah-langkah proses pembuatan minyak goreng dari kelapa sawit? Kelapa sawit merupakan salah satu produk unggulan dari Indonesia. Umumnya buah-buah kelapa sawit ini diolah menjadi minyak goreng nabati yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Penasaran seperti apakah langkah-langkah pembuatan minyak goreng dari buah kelapa sawit ini? Kali ini KLPSWT akan mengajak Anda mengetahui tahapan pengolahan minyak goreng selengkapnya!
Minyak Goreng
Langkah-langkah Proses Pembuatan Minyak Kelapa Sawit
1. Pengumpulan Tandan Buah Segar
Pengangkutan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dilakukan menggunakan truk dari kebun menuju ke pabrik. TBS ini lantas ditimbang terlebih dahulu untuk mengecek kapasitasnya. Kualitas minyak kelapa sawit (SWO) dipengaruhi oleh kondisi dan mutu TBS. Dengan mengolahnya di dalam pabrik, potensi turunnya kualitas bisa ditekan. Sehingga kualitas CPO yang dihasilkan pun lebih terjaga, tidak sepenuhnya dipengaruhi bahan baku.
2. Perebusan TBS Kelapa Sawit
Setelah melewati tahap penimbangan, TBS kelapa sawit kemudian dimasukkan ke lori rebusan dari pelat baja berlubang. Berikutnya proses berlanjut dengan memindahkan TBS ke sterilizer berupa bejana yang memanfaatkan tekanan uap air 2,2-3,0 kg/cm2 untuk merebus TBS selama 90 menit. Tujuannya yaitu untuk mematikan enzim yang bisa merusak kualitas minyak, mempermudah perompolan buah dari tandan, dan mempermudah pelepasan inti dari cangkang. Proses ini menghasilkan kondensat yang mengandung minyak dengan kadar 0,5 persen. Kondensat lantas dimasukkan ke fat pit, sedangkan tandan buah rebus dipindahkan ke threser memakai hoisting crane.
3. Perontokan Buah Kelapa Sawit dari Tandan
Perontokan buah dari tandan dilakukan dengan metode bantingan sehingga buah terlepas dan masuk fit confeyor. Setelah itu buah sawit dibawa ke digester untuk memisah brondolan dari tangkai tandan menggunakan bantuan thresher. Proses thresher ini dikerjakan sebanyak dua kali sehingga seluruh brondolan buah sawit benar-benar terpisah dari tangkai. Sisa proses ini kemudian dialirkan ke ruang pembakaran untuk digunakan sebagai produk samping.
4. Pengolahan Minyak Goreng dari Daging Buah
Proses berlanjut di mana fruit conveyor mengangkut brondolan buah yang sudah terpisah ke digester untuk melepas daging buah dari biji. Tahap digester ini memanfaatkan uap air bersuhu 80-90 derajat celcius dan dijaga kestabilannya.
Tahap berikutnya yakni memasukkan buah ke mesin screw press. Alat ini berguna untuk menekan buah sawit supaya minyak keluar dari dari biji dan fibre. Biasanya proses ini menggunakan tambahan panas sekitar 10-15 persen dari kapasitas pengepresan.
Minyak yang dihasilkan dari proses di atas berupa minyak kasar yang masih bercampur ampas dan biji. Oleh sebab itu sebelum ditampung ke crude oil tank, minyak kasar tersebut dibersihkan dulu menggunakan sand trap lalu disaring memakai vibrating screen. Ampas dan biji yang terkumpul ini masih mengandung minyak sehingga perlu diolah lagi menggunakan depericarper. Proses penyaringan ampas juga sering ditambahkan air panas untuk melancarkan proses tersebut.
Minyak kelapa sawit kasar (CPO) yang terkumpul selanjutnya dipompa ke decenter untuk memisahkan solid dan liquid. Proses pemisahan minyak ini harus disesuaikan dengan fase-fase minyak tersebut. Pada fase cair berupa minyak, air dan massa jenis ringan ditampung di dalam countinuous setting tank yang selanjutnya diikuti minyak dialirkan ke oil tank. Sedangkan pada fase berat berupa air dan padatan terlarut ditampung di sludge tank lalu dialirkan ke sludge separator untuk dipisahkan minyaknya.
5. Proses Pemurnian Minyak Kelapa Sawit
Dari oil tank, minyak lalu disalurkan ke oil purifier untuk memisahkan solid yang mengandung air. Setelah itu, tahap berlanjut dengan mengalirkannya ke vacuum drier untuk menghilangkan kadar air hingga di ambang standar. Setelahnya minyak yang sudah murni dengan kualitas terbaik ini kemudian didistribusikan melalui sarvo balance menuju ke oil storage tank.
6 Hama Kelapa Sawit yang Harus Diwaspadai
Apa sajakah hama-hama kelapa sawit yang harus diwaspadai? Organisme yang dianggap merugikan dan tidak diinginkan keberadaannya dalam kegiatan sehari-hari manusia disebut hama. Hal ini dikarenakan hama dapat merusak akar, batang, daun, dan bagian-bagian lainnya sehingga kelapa sawit tidak bisa tumbuh normal lalu akhirnya mati.
Hama Pada Kelapa Sawit
Baik kelapa sawit yang tumbuh secara liar maupun tanaman budidaya memiliki hama yang merupakan musuh perusak serta wajib diwaspadai. Produktifitas kelapa sawit yang terserang hama akan menurun drastis. Ini berarti hama perlu ditangani sesegera mungkin menggunakan metode pengendalian yang tepat dan efektif.
Apa saja sih hama-hama yang suka menggerogoti tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan?
1. Kumbang Tanduk
Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) merupakan hama utama pada kelapa sawit. Seperti yang pernah kami bahas di sini, kumbang ini sangat senang memakan hampir semua bagian tanaman yang lunak, termasuk bakal daun dan daun dewasa. Parahnya jika kumbang ini berhasil memakan habis titik tumbuh tanaman, maka cepat atau lambat kelapa sawit pun akan mati.
2. Ngengat
Ngengat (Tirathaba mundella) juga termasuk hama kelapa sawit yang paling berbahaya. Bagaimana tidak? Hama ini akan meletakkan telur-telurnya pada tandan buah kelapa sawit. Setelah telur menetas, larva ngengat yang berupa ulat akan melubangi buah-buah sawit yang telah matang. Semua buah kelapa sawit pun bakal habis tak tersisa digerogoti oleh ulat dari Tirathaba mundella ini. Selain itu, larva ngengat dapat menyebabkan pula penyakit busuk buah.
3. Tungau Merah
Meskipun ukuran tungau merah (Oligonychus) tidak lebih dari 0,5 mm, tetapi jangan salah hama ini dapat menimbulkan kerusakan yang cukup serius pada tanaman kelapa sawit. Tungau merah merusak tanaman mulai dari bibit kelapa sawit hingga pohon dewasa. Hama ini berkembang biak di tulang anak daun kelapa sawit. Kerusakan terjadi karena tungau merah menghisap cairan daun yang menyebabkan layu. Pada saat musim kemarau, tungau merah memiliki perilaku yang agresif dan lebih membahayakan.
4. Ulat Api
Ulat api (Setora nitens) merupakan larva dari kupu-kupu setora. Hama ini sangatlah rakus karena bisa menghabiskan hampir seluruh daun kelapa sawit. Bahkan tidak jarang yang tersisa di tanaman hanya tinggal tulang daunnya saja alias lidi sawit. Perlu diketahui bahwa tingkat perkembangbiakan ulat api terbilang tinggi sehingga harus dihilangkan dengan cepat.
5. Tikus Belukan
Salah satu spesies tikus hutan yang kerapkali dijumpai di perkebunan kelapa sawit yaitu tikus belukan (Rattus tiomanicus). Bukan hanya menggerogoti tanaman, tikus ini juga biasanya menggondol buah-buah kelapa sawit yang telah masak. Pengendalian tikus belukan yang paling mudah adalah dengan melestarikan predator alaminya seperti burung hantu, ular, dan kucing hutan.
6. Babi Hutan
Walaupun tidak secara langsung, babi hutan juga dapat merusak kelapa-kelapa sawit yang dipelihara. Babi hutan kerapkali menabrak tanaman-tanaman. Jika tubrukan sangat keras, bukan tidak mungkin pohon kelapa sawit yang sudah berukuran besar pun akan roboh.
5 Tips Investasi Kelapa Sawit untuk Pemula
Bagaimana tips investasi kelapa sawit untuk pemula? Tahukah anda, berinvestasi pada tanaman kelapa sawit termasuk salah satu bentuk investasi yang relatif aman. Margin keuntungannya pun sangat tinggi, bahkan sampai berlipat-lipat ganda.
Kebun Kelapa Sawit
Pada prinsipnya, investasi kelapa sawit bertujuan untuk memperoleh profit yang maksimal dari kebun kelapa sawit yang diinvestasikan. Keuntungan didapatkan dari hasil penjualan kelapa sawit dikurangi biaya produksi yang dikeluarkan. Karena harga per kg kelapa sawit sudah ditentukan oleh pemerintah, jadi penambahan keuntungan hanya bisa dilakukan dengan meningkatkan jumlah hasil panen dan mengurangi biaya produksi seefektif mungkin.
Catat tips-tips berinvestasi emas cair alias kelapa sawit berikut ini :
1. Tentukan Tujuan Anda Berinvestasi
Apakah tujuan sebenarnya anda berinvestasi dengan kelapa sawit? Apakah untuk jangka pendek ataukah jangan panjang? Anda perlu memahami bahwa kedua bentuk investasi ini sama-sama menawarkan keuntungan yang berlimpah. Namun hal yang sebaliknya justru bisa menimpa anda apabila belum mengetahui seluk-beluk investasi kelapa sawit dengan benar.
2. Tentukan Jenis Investasi yang Sesuai
Secara umum, investasi kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua macam. Di antaranya yaitu investasi kebun produktif dan investasi kebun dari TBM. Investasi kebun produktif cocok bagi anda yang mempunyai modal cukup besar dan ingin mendapatkan profit yang singkat. Sementara itu, investasi kebun dari TBM sebaiknya dipilih jika anda senang bermain dengan proses.
2. Persiapkan Dana Investasi
Mempersiapkan dana investasi kelapa sawit harus dilakukan secara cermat dan tidak sembarangan. Pasalnya, faktor ini merupakan poin yang paling penting dan berpengaruh besar terhadap keberhasilan investasi. Diperlukan juga perhitungan secara matang terkait hal-hal yang dibutuhkan selama proses produksi kelapa sawit berlangsung. Apalagi jika anda bekerjasama dengan pihak lain, jangan sampai anda mengecewakan rekan investasi anda.
4. Kerjakan Managemen dengan Bagus
Yang dimaksud managemen investasi ialah pengaturan kerja di lapangan. Hal ini meliputi kebutuhan tenaga kerja, biaya produksi, dan pemeliharaan tanaman. Tidak lupa penjualan hasil kebun wajib dikelola dengan bagus pula.
5. Dapatkan Mentor yang Profesional
Untuk mencapai tujuan investasi kelapa sawit, anda tidak bisa berjalan sendirian. Anda membutuhkan mentor-mentor yang akan menuntun dan membantu jalannya investasi. Ingat, selalu cari mentor yang profesional dan saling pengertian.
Ini Dia Manfaat dan Kegunaan Minyak Kelapa Sawit
Apakah manfaat dan kegunaan dari kelapa sawit? Kelapa sawit adalah tanaman budidaya yang dapat diolah buahnya menjadi minyak. Tapi tahukah anda kalau minyak kelapa sawit bisa dibuat menjadi berbagai macam produk pangan, kosmetik, obat-obatan, dan industri?
Produk-produk dari Kelapa Sawit
Pada dasarnya, minyak kelapa sawit bisa dibedakan menjadi dua macam yaitu CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil). CPO (Crude Palm Oil) yaitu minyak yang dibuat dari daging buah (mesocarp) kelapa sawit dan bersifat kasar. Sedangkan PKO (Palm Kernel Oil) adalah minyak yang dibuat dari inti buah (kernel) kelapa sawit sehingga menyerupai minyak kelapa (coconut oil). Dari kedua macam minyak kelapa sawit tersebut selanjutnya akan diolah di pabrik refineri dan akstraksi menjadi bermacam-macam minyak kelapa sawit yang ditujukan untuk pembuatan produk tertentu seperti bahan makanan, kosmetik, obat-obatan, industri, dan sebagainya.
1. Minyak Kelapa Sawit Sebagai Bahan Makanan
Baik minyak kelapa sawit jenis CPO ataupun PKO, keduanya dapat diolah menjadi bahan makanan. Di antaranya minyak goreng, mentega, dan asam lemak nabati. Terdapat lima tahapan yang setidaknya harus dilakukan untuk mengubah minyak mentah menjadi minyak konsumsi dimulai dari fractionating, hydrogenation, refining, bleaching dan deodozing.
2. Minyak Kelapa Sawit Sebagai Bahan Adiktif
Bahan adiktif adalah bahan yang digunakan untuk membantu terbentuknya suatu produk yang diinginkan. Sebagai bahan adiktif, minyak kelapa sawit biasanya digunakan untuk pembuatan es krim, cokelat, vanaspati, dan pakan ternak. Tak hanya itu, minyak dari kelapa sawit juga seringkali dijadikan sebagai bahan penolong dalam pembuatan minyak pelumas, dempul, penyamak kulit, perekat insektisida, dan tinta cetak.
3. Minyak Kelapa Sawit Sebagai Kosmetik
Kandungan vitamin dan mineral yang tinggi di dalam minyak kelapa sawit mendorong produsen kosmetik mengembangkan produk-produk yang terbuat dari bahan ini. Perlu diketahui bahwa minyak dari kelapa sawit ini merupakan bahan yang mengandung vitamin E berupa tocopherol dan tocotrienol yang terbilang tinggi. Beberapa contoh produk yang umumnya menggunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku ialah cream, lotion, shampo, dan pomade.
4. Minyak Kelapa Sawit Sebagai Obat
Dalam dunia obat-obatan, minyak kelapa sawit banyak digunakan untuk membuat produk-produk perawatan tubuh. Bahkan baru-baru ini dibuktikan jika minyak kelapa sawit mempunyai kandungan senyawa dan zat antioksidan yang mampu mencegah pembelahan sel tidak sempurna pada penyakit kanker.
5. Minyak Kelapa Sawit Sebagai Industri
Di dalam dunia industri berat dan ringan, minyak kelapa sawit merupakan bahan baku yang teramat penting. Ada banyak sekali produk yang memakai minyak ini sebagai bahan dasar pembuatannya. Minyak kelapa sawit bisa digunakan untuk membuat oleochemical dasar dan oleochemical turunan. Beberapa produk turunan minyak kelapa sawit antara lain fatty acid, fatty amines, fatty alcohol, fatty ester, glycerol, methyl etilene, dan opoksi compound.