Pembuatan Pola Tanam Bibit Kelapa Sawit yang Baik

Langkah pertama dalam membudidayakan kelapa sawit adalah mempersiapkan lahan budidaya. Salah satu bentuk persiapan lahan yang paling krusial yaitu pembuatan rancangan pola tanam bibit-bibit kelapa sawit. Nantinya, pola tanam ini digunakan sebagai penanda tempat di mana lubang tanam akan dibuat.

Direkomendasikan untuk membuat pola tanam yang berbentuk segitiga sama sisi. Dengan menerapkan bentuk ini, populasi kelapa sawit per hektar lebih optimal daripada pola tanam berbentuk persegi. Selain itu, pola segitiga sama sisi juga memungkinkan tidak ada ruangan yang kosong akibat tertutup tajuk kelapa sawit. Hal ini cukup efektif untuk menghambat tingkat pertumbuhan tanaman gulma sekaligus mengefektifkan penyerapan unsur hara oleh akar kelapa sawit.

pola-tanam-kelapa-sawit.jpg

Kebun Kelapa Sawit

Pembuatan rancangan pola tanam kelapa sawit juga perlu memperhatikan kontur tanah di lahan budidaya. Untuk lahan yang mempunyai kontur tanah yang datar sampai bergelombang, penerapannya cukup membuat pola tanam segitiga sama sisi. Sedangkan untuk lahan yang memiliki kontur tanah berbukit dengan kemiringan lebih dari 120 derajat, harus dibuatkan teras kontur dengan jarak tanam yang menyesuaikan ketentuan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola tanam kelapa sawit antara lain jenis tanah, kesuburan tanah, dan varietas bibit yang digunakan. Pada tanah gambut, jarak tanamnya lebih rapat dibandingkan pada tanah mineral. Begitu pula dengan tanah yang kurang subur, sebaiknya jarak tanam yang diterapkan lebih rapat daripada tanah yang subur.

Di bawah ini merupakan tabel populasi tanaman per hektar berdasarkan pola tanam dan jarak tanamnya.

Pola TanamPopulasi Pokok/HaAnjuran pada Tipe Tanah dan Bahan Tanaman
9,5 x 9,5 x 9,5127 – 128D x P Marihat
9,4 x 9,4 x 9,4130 – 131D x P Marihat
9,2 x 9,2 x 9,2135 – 136D x P Marihat
9,0 x 9,0 x 9,0142 – 143D x P Socfindo/Rispa
8,8 x 8,8 x 8,8149 – 150Tanah gambut
8,6 x 8,6 x 8,6155 – 156Tanah gambut

Keterangan :

  • Tipe A memiliki laju pertumbuhan lebih dari 80 cm per tahun untuk tanah mineral.
  • Tipe B mempunyai laju pertumbuhan antara 70-80 cm per tahun untuk tanah mineral dan tanah berbukit.
  • Tipe C memiliki laju pertumbuhan berkisar 60-70 cm per tahun untuk tanah gambut dan tanah berbukit.
  • Tipe D dengan laju pertumbuhan lebih dari 60 cm per tahun untuk tanah gambut.

Setelah proses pembuatan pola tanam kelapa sawit pelepah dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan memasang pancangan. Langkah ini dikerjakan dengan menancapkan tanda-tanda berupa tiang pancang bambu atau kayu. Pancangan ini berguna sebagai pedoman untuk pembuatan lubang tanam, jalan, parit, teras, dan keperluan lainnya.