Agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan penanaman
maka perlu diketahui mana bagian daun dan mana bagian akar dari bibit/ kecambah
kelapa sawit. Plumula atau calon daun biasanya berwarna kehijauan, sedangkan
radikula atau calon akar umumnya berwarna lebih kekuningan dan berbulu.
Sebelum kecambah ditanam di polibeg yang telah diisi tanah, terlebih dahulu dibuat lubang di dalam polibeg sedalam + 3 cm ( umumnya dengan cara menekan tanah pada polibeg dengan ibu jari). Kemudian kecambah dimasukkan ke dalam polibeg dengan radikula di bagian bawah, setelah itu kecambah ditutup dengan tanah (plumula harus tertutup tanah). Kecambah harus disiram segera setelah penanaman selesai.
PENYIRAMAN
Penyiraman bibit dapat dilakukan secara manual dengan
menggunakan gembor atau selang dengan kepala gembor. Umumnya penyiraman
dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Namun bila terjadi
hujan yang cukup maka tidak perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman dilakukan
sembari mengecek tingkat kebasahan tanah (tanah harus dilakukan sampai tanah
bagian dalam basah namun tidak becek/ tergenang).
PEMUPUKAN
Pemupukan pada pembibitan awal (pre Nursery) umumnya
tidak dilakukan sampai bibit berumur 2 bulan. Pemupukan hanya dilakukan jika
terjadi gejala defisiensi hara, umumnya terlihat dari warna daun yang
kekuningan atau pucat. Cara pemupuan di pembibitan awal jika diperlukan adalah
sebagai berikut :
- Pemupukan dengan pupuk urea dapat dilakukan dengan konsentrasi 0,1-0,2 % (2-1 gram urea/ liter air untuk 1.000 bibit). Cara pemupukan adalah dengan cara disemprot (foliar application) yang dimulai pada bibit umur 1,5 2 bulan.
- Pupuk majemuk 15-15-6-4 dapat dipalikasikan dengan cara foliar application dengan konsentrasi 0,15-0,3% (1,5-3 g/liter air untuk 100 bibit). Jika sudah menggunakan pupuk majemuk maka urea tidak lagi diperlukan.
Pemupukan bibit di PN tidak dianjurkan hingga bibir
berumur 2 bulan. Bahkan jika media yang digunakan berupa tanah yang subur maka
pemupukan tidak diperlukan hingga bibit pindah ke pembibitan utama. Jika media
yang digunakan kurang baik, maka pemupukan dilakukan sesuai kebutuhan.
Setelah berumur 3 bulan pemupukan masih perlu
dilanjutkan dengan menggunakan pupuk majemuk dan kieserite dengan takaran dan
waktu aplikasi sesuai standar pemupukan di pembibitan. Jika pupuk majemuk diberikan maka paikasi urea tidak
lagi diperlukan. Perlu diperhatikan bahwa pemupukan lewat daun sebaiknya
disemprotkan melalui bagian bawah permukaan daun dan dilakukan pada pagi hari.
Hal ini dilakukan karena masuknya pupuk daun melalui stomata (mulut daun).
Stomata ini merupakan lubang untuk transparasi dan juga sekaligus untuk masuknya cairan pupuk, dan stomata ini
sebagian besat terdapat di bawah permukaan daun. Membuka dan menutupnya stomata
berkaitan dengan tekanan turgor melalui proses difusi-osmosis, dan proses ini
pada daun dipengaruhi oleh sinar matahari. Oleh karena itu penyemprotan
sebaiknya dihentikan setelah sinar matahari sudah mulai terasa terik, karena
sebagian unsure akan lebih banyak menguap bila matahari semakin panas dan angin
lebih kencang berhembus. Sementara bila penyemprotan dilakukan pada sore hari
juga tidak terlalu efektif karena pada sore hari biasanya angin lebih kencang
berhembus sehingga akurasi penyemprotan tidak sempurna, dan sinar matahari
segera menghilang sehingga stomata juga segera menutup. Sementara proses
masuknya unsure hara ke dalam daun yang optimal memakan waktu sekitar 2 – 4
jam. Selain itu ketika cuaca cerah dengan sinar matahari terik dan suhu udara
tinggi akan menyebabkan daun bibit terbakar.
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan petani
pada waktu melakukan pemupukan adalah pupuk yang diberikan ke bibit tidak
sesuai jenis dan dosisnya, waktu aplikasi pupuk tidak tepat sehingga kurang
efektif diserap oleh bibit dan penempatan pupuk di sekitar bibit kurang tepat.