Langkah 1 : Penentuan Lokasi Percontohan
Cara Analisis Daun Kelapa Sawit
Langkah 1 : Penentuan Lokasi Percontohan
Unsur Hara yang Dibutuhkan Tanaman Kelapa Sawit
A. UNSUR HARA MAKRO
1. Nitrogen (N)
2. Fosfor (P)
3. Kalium (K)
4. Magnesium
5. Kalsium (Ca)
6. Belerang (S)
B. UNSUR HARA MIKRO
1. Boron (B)
2. Tembaga (Cu)
3. Seng
4. Besi
Pembibitan Kelapa Sawit Pre-nursery dan Main-nursery
Budidaya kelapa sawit menganut sistem pembibitan (nursery) sebanyak dua tahap yaitu pre-nursery dan main-nursery. Secara singkat, pre-nursery merupakan pembibitan tahap awal sedangkan main-nursery adalah pembibitan tahap utama. Penjelasan lebih lanjut mengenai kedua macam sistem pembibitan tersebut akan kami jelaskan secara lengkap di bawah ini.
Pada budidaya kelapa sawit, pembibitan bertujuan untuk mendapatkan bibit-bibit kelapa sawit berkualitas unggulan. Bibit ini ditumbuhkan dari buah kelapa sawit yang sudah diolah sedemikian rupa dan berubah menjadi kecambah. Setelah itu barulah pembibitan memasuki tahap pre-nursery lalu berlanjut ke tahap main-nursery.
Tahap Pembibitan Pre-nursery
Tahap pembibitan pre-nursery ialah tahap pengembangbiakan kecambah kelapa sawit menjadi bibit berukuran kecil. Lama waktu tahapan ini berlangsung antara 2-3 bulan. Adapun tujuan sistem pembibitan prenursery ini yaitu mempermudah pemantauan awal sehingga tingkat pertumbuhan sawit dan kondisinya terjaga.
Untuk melaksanakan pembibitan pre-nursery, kecambah kelapa sawit ditanam pada polybag berjenis black UV stabilized yang telah diisi campuran tanah lapisan top soil dan pupuk fosfor (P). Polybag tersebut berukuran 14 x 25 x 0,1 cm dan memiliki 250 lubang. Sedangkan ukuran seeding bed adalah 10 x 1,2 m dengan daya tampung setiap bed mencapai 1.000 kecambah. Kebutuhan air masing-masing bibit pada tahap prenursery ini yaitu 0,1-0,3 liter/hari.
Tahap Pembibitan Main-nursery
Bibit kelapa sawit yang sudah berusia lebih dari 3 bulan selanjutnya akan memasuki tahap pembibitan main-nursery. Tahap ini berlangsung selama 10-12 bulan. Pembibitan utama (main-nursery) bertujuan untuk menghasilkan bibit-bibit kelapa sawit yang siap ditanam di lahan terbuka.
Berbeda dengan tempat pembibitan prenursery yang sebaiknya dipilih dekat dengan pemukiman, pada tahan pembibitan main-nursery, pemilihan tempatnya lebih baik dekat dengan kebun budidaya. Area yang dipakai memiliki permukaan rata, bebas banjir, serta suci dari hama dan penyakit. Lokasi pembibitan kelapa sawit main-nursery juga seyogyanya dekat dengan sumber air dan sudah dilengkapi sistem drainase yang baik.
Mengenal Penyakit Busuk Pangkal Batang Pada Kelapa Sawit
Apakah penyakit busuk pangkal batang pada kelapa sawit itu? Basal Stem Root (BST) atau di Indonesia dikenal sebagai penyakit busuk pangkal batang adalah penyakit yang paling berbahaya pada kelapa sawit. Hal ini disebabkan tanaman yang terserang penyakit ini akan mengalami kerusakan yang serius hingga mati. Pengentasan sedari dini bisa mencegah terjadinya kemungkinan terburuk ini.
Kelapa Sawit yang Berpenyakit
Pada dasarnya, penyakit busuk pangkal batang disebabkan oleh jamur ganoderma. Jamur ini bisa ditemukan di seluruh dunia dan paling menyukai tumbuh di tanaman tahunan seperti kelapa sawit. Ganoderma adalah jamur pembusuk kayu yang bersifat patogen dan merugikan tanaman induknya.
Gejala penyakit busuk pangkal batang pada kelapa sawit muda dapat dilihat dari adanya daun yang menguning atau berbintik-bintik. Beberapa kasus juga disertai dengan kejadian nekrosis. Sedangkan ukuran daun yang baru membuka cenderung lebih pendek daripada daun yang sehat, serta diikuti dengan klorosis dan nekrosis.
Jika tidak segera ditangani, penyakit akan semakin parah. Seluruh bagian kelapa sawit bakal terlihat pucat, tingkat pertumbuhannya sangat lambat, dan daun tombak yang tersisa pun tidak akan membuka.
Sementara itu, gejala penyakit busuk pangkal batang pada kelapa sawit dewasa di antaranya daun berwarna pucat dan daun tombak tidak mau membuka. Lambat laun daun sawit yang terkena penyakit BST ini akan mati, dari daun yang paling tua menuju mahkota daun. Setelah seluruh daun mengering, tanaman pun pada akhirnya mati.
Apabila diperhatikan dengan seksama, jamur genoderma ini pertamakali menjangkiti bagian batang kelapa sawit paling bawah. Hal tersebut bisa dilihat dari matinya jaringan-jaringan sawit pada pangkal batang terlebih dulu. Kelapa sawit muda yang terinfeksi jamur ini akan mati setelah 6-24 bulan kemudian. Sedangkan kelapa sawit dewasa cenderung lebih kuat, di mana bakal mati setelah 2-3 tahun sejak terserang jamur.
Gejala lain dari penyakit Basal Stem Root (BST) adalah busuknya jaringan dasar pada bagian batang sehingga tampak mengering. Penampangnya berwarna cokelat terang dan berpola tidak beraturan. Area yang berwarna kuning adalah daerah perbatasan jaringan yang sehat dan penyakitan. Sementara area yang berwarna hitam akibat dari sel yang membengkak dan mengandung banyak sel hifa. Bila kelapa sawit tetap berdiri maka terlihat bagian batangnya agak berongga dan keropos.