Waspada, 3 Penyakit yang Menyerang Kelapa Sawit

Apa sajakah penyakit-penyakit yang menyerang kelapa sawit? Budidaya tanaman kelapa sawit kini semakin marak dilakukan di daerah-daerah di Indonesia. Keuntungan menggiurkan dari tumbuhan yang memiliki nama latin Elaeis ini yang menjad salah satu alasan begitu menggodanya bertanam kelapa sawit.

kelapa-sawit.jpg

Kelapa Sawit

Seperti tumbuhan lain, kelapa sawit pun tak luput dari penyakit. Tanaman yang terserang penyakit tentu tidak bisa tumbuh secara normal, tidak produktif, dan mati. Penanganan yang tepat sesuai gejala penyakit bisa menyembuhkan kelapa sawit tersebut.

Ada 3 penyakit yang benar-benar harus diwaspadai oleh para petani kelapa sawit, antara lain :

1. Penyakit Tajuk (Crown Disease)

Tanaman kelapa sawit yang berusia antara 1-4 tahun sangat rentan terkena penyakit tajuk. Penyakit ini bersifat genetik di mana penyebabnya belum diketahui pasti hingga saat ini. Untungnya, kelapa sawit yang terkena penyakit tajuk dapat sembuh dengan sendirinya. Tanaman kelapa sawit yang terjangkit penyakit tajuk ini akan mengalami keterlambatan dalam masa pertumbuhannya selama beberapa bulan.

Kelapa sawit yang terserang penyakit tajuk bisa dikenali dari wujud pelepah daunnya. Serangan penyakit ini selalu ditandai dengan tidak membukanya pelepah daun kelapa sawit secara sempurna. Sering juga ditemukan bagian tengah-tengah pelepah daun membengkok dengan anak daun yang terputus. Akibatnya bagian yang membengkok tersebut tampak membusuk akibat aktifitas Fusarium sp, Phytophthora sp, dan jamur-jamur sekunder lainnya.

Perlu diketahui, penyakit tajuk termasuk penyakit yang gampang menular. Jadi pemberantasannya bisa dilakukan dengan memangkas bagian-bagian tanaman kelapa sawit yang terjangkiti penyakit. Sedangkan bila serangan penyakit sudah terlalu parah, memusnahkan tanaman-tanaman kelapa sawit yang berpenyakit adalah salah satu jalan keluar yang paling efektif.

2. Penyakit Busuk Pupus (Spear Rot Disease)

Penyakit busuk pupus umumnya menyerang tanaman-tanaman kelapa sawit yang telah berusia lebih dari 5 tahun. Sesuai penamaannya, penyakit ini akan merusak pertumbuhan pupus tanaman. Belum diketahui pasti apakah penyebab utama dari penyakit busuk pupus ini. Namun dari serangkaian penelitian yang telah dilakukan, busuk pupus biasanya disebabkan oleh aktifitas jamur dan bakteri seperti Marasmius sp, Penicilium sp, Curvularia sp,Thielaviopsis sp, serta Erwinia sp.

Gejala penyakit yang menjangkiti kelapa sawit ditandai dengan daun pupus yang mengalami layu, kering, dan berwarna kecoklatan sampai akhirnya patah pada bagian pangkal daun. Pupus daun yang sudah membusuk ini mudah sekali dicabut, namun bibit penyakit masih bersarang di tanaman dan akan menjangkiti pupus daun yang baru. Jika tidak segera ditangani, tanaman bakal mengalami gangguan dalam pertumbuhannya sampai busuk menjalar pada bagian batang.

Untuk membasmi penyakit busuk pupus, pertama-tama buanglah semua jaringan tanaman yang telah busuk lalu membakarnya. Selanjutnya campurkan fungisida dan antibiotik berupa benlate 1 gram dan streptomycin 1 gram dengan air bersih 1 liter. Berikan cairan ini tanaman-tanaman yang berpenyakit dengan frekuensi sebulan sekali.

3. Penyakit Busuk Tandan (Bunch Rot Disease)

Penyakit busuk tandan menyebabkan tandan buah kelapa sawit mengalami pembusukan. Penyebab penyakit ini adalah Marasmius Palmivorus Sharples, yakni sejenis jamur saprovit yang hidup di permukaan benda-benda. Jika jumlah makanan melimpah, jamur akan tumbuh dengan sangat cepat dan berubah menjadi parasit yang menginfeksi jaringan hidup inangnya.

Tanda-tanda penyakit busuk tandan ialah munculnya benang-benang jamur berwarna putih mengkilap yang menyebar menutupi permukaan tandan buah. Serangan berikutnya, miselium ini masuk ke dalam daging buah (mesocarp) kelapa sawit yang menimbulkan busuk basah. Buah yang membusuk memiliki kandungan asam lemak yang meningkat tajam.

Untuk mencegah penyakit ini, sebaiknya bibit-bibit kelapa sawit ditanam dengan jarak yang ideal sehingga tingkat kelembaban lingkungan terjaga. Buanglah semua bunga dan tandan buah yang sudah busuk. Lakukan penunasan cabang daun di sekitar pangkal batang (pruning) secara teratur setiap kali sebelum dan sesudah masa panen.

Sementara itu, untuk pemberantasan penyakit busuk tandan ini dapat dilakukan secara kimiawi. Anda bisa menyemprotkan campuran fungisida Antimucium WBR (ferril merkuri asetat), perata Actidone (Siklo Heximide), dan Difolatan (Kaptatol) sebanyak 0,7 liter/hektar. Volume ideal untuk sekali penyemprotan adalah 150/hektar setiap 2 minggu sekali.