Demikian disampaikan Rozi Ariandi, salah satu alumni Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (CWE) di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.
Ia mencontohkan ketenangan dari kebisingan kota itu terlihat ketika dirinya bekerja dalam suasana perkebunan sawit yang sangat erat dengan lingkungan hidup sehat dan asri, ketimbang bekerja di perkotaan yang penuh dengan polusi.
''Setiap hari kalau bekerja di perkotaan, kita juga dihadapkan dengan macet berjam-jam,'' ujar lulusan Politeknik CWE angkatan 2010 tersebut.
Dengan bekerja di perkebunan sawit, lanjut dia, sekarang ia juga sudah merasakan kemapanan karena apa yang telah dimimpikannya sejak kecil bisa tercapai.
Saat ini, jelas dia, dengan posisi menjadi Kepala Tata Usaha di salah satu perusahaan sawit nasional (PT Citra Sawit Lestari), ia sudah bisa membeli rumah, kendaraan, dan kebutuhan keluarga lainnya.
''Jadi memang memberikan masa depan yang cerah,'' ungkapnya.
Ia menuturkan pengalamannya saat awal kuliah memang belum mengerti apa yang dimaksud dengan budidaya kelapa sawit. Namun, setelah tiga tahun kuliah, akhirnya ia baru paham bahwa budidaya kelapa sawit memiliki prospek lapangan pekerjaan yang cerah.
Ia berpesan agar mereka yang ingin melanjutkan pendidikan dari SMA dan sederajat kelak dapat memilih perguruan tinggi yang sudah bekerja sama dengan perusahaan perkebunan sawit, sehingga setelah lulus, langsung bisa ditempatkan bekerja.
Alumni Politeknik Kelapa Sawit CWE lainnya, Heki Aprilyanto, mengungkapkan hal senada. Ia mewanti-wanti agar lulusan SMA dan sederajat bisa memilih perguruan tinggi yang memang komitmen untuk mengurangi pengangguran sekaligus memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.
''Dengan begitu bisa bantu memajukan perekonomian Indonesia,'' ujar dia.
Menurut Direktur Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Stephanus Nugroho Kristono, di masa mendatang, kebutuhan sumber daya manusia (SDM) untuk perkebunan kelapa sawit memang mendesak. Sebab, banyak perusahaan perkebunan kelapa sawit yang butuh tenaga terampil dan terdidik.
Ia memperkirakan kebutuhan SDM untuk regenerasi tenaga kerja kelapa sawit yang telah berusia lanjut yakni 4.850 hingga 6.420 tenaga terdidik dan terlatih setiap tahun.
Ribuan tenaga kerja itu antara lain akan mengisi berbagai posisi seperti general manajer, manajer kebun, manajer pabrik, asisten kepala, kepala tata usaha, asisten kebun, asisten pabrik, asisten traksi, pengukuran dan alat berat, asisten hama dan penyakit, serta mandor kebun.
Sumber : http://palingaktual.com